Real Madrid memiliki keyakinan pada saat itu bahwa keberhasilan yang sangat diidamkan hanya dapat terwujud dengan adanya pemain-pemain terbaik. Zamora, Ciriaco, Qincoces… Buah yang diharapkan tidak lama tiba. Musim 1931-1932 adalah masa yang sempurna bagi tim asuhan Lippo Hertza. Tim putih mengakhiri liga sebagai Sang Juara. Mulailah masa yang menjadi dominasi Madrid.
Tak sampai sebulan setelah meraih Copa yang terakhir (1936), pecahlah Perang Saudara. Moment olahraga terbaik dalam sejarah Real Madrid hingga saat itu terancam dan hancur oleh konflik bersenjata itu. Hal itu menyebabkan banyak pemain menyelesaikan karirnya atau lari mencari perlindungan di luar negeri. Untuk dapat kembali mengatur klub dan tim harus menunggu sampai konflik ini berakhir.