KRONIK | 13/09/2020 | Edu Bueno | JURU POTRET: Víctor Carretero (Tenerife)
Real Madrid, dengan Campazzo yang tampil menentukan dibabak terakhir, dinobatkan sebagai raja dalam kompetisi ini setelah mengalahkan Barça di final dan meraih gelarnya yang ketujuh.- Piala Super
- Final
- Min, 13 Sep


Laga 'el Clásico' dibuka dengan ditandai oleh penampilan para pemain bertahan, terutama bagi Real Madrid yang keluar menyerang tanpa meninggalkan pemain dibelakang. Hasil dari aksi itu dan juga satu konsentrasi hebat dipertahanan membuat mereka memimpin dibabak pertama, meskipun dengan jarak yang tidak terlalu besar (18-14). Campazzo (5 poin dan 3 assist) dan Calathes (6) mempertahankan duel yang sangat intens untuk memegang kontrol permainan, tapi Deck yang menjadi faktor yang membedakan dibabak awal ini dengan satu kinerja yang sangat bagus atas Mirotic. Pemain Argentina itu mencetak 6 angka dan Abalde 5 angka. Barça menjadikan rebound ofensif sebagai opsinya yang terbaik.
Pertandingan yang berjalan terbuka
Situasi mengalami perubahan dibabak kedua. Real Madrid tetap berada didepan hingga menit ke 16 dengan skor 31-25. Penampilan terbaik Llull, dengan 5 angka berturut-turut, menetralisir serangan pertama tim azulgrana. Tapi Barça mampu bermain lebih baik dalam pertandingan yang diwarnai oleh ketidaktepatan para pemain. Pertahanan timnya memberikan dukungan dan juga tim blanco yang tampil kurang akurat dalam menyerang. Dipimpin oleh Mirotic dan Davies, para pemain azulgrana mulai menguasai tim madridista, yang mengakhiri babak itu dengan satu angka dibelakang (31-32).
Campazzo meraih trofi MVP-nya yang kedua berturut-turut di Piala Super.
Babak istirahat tidak merubah dinamika pertandingan yang berjalan seimbang. Akurasi Barça dalam tembakan tiga angka telah memungkinkan mereka mempertahankan keunggulan tipis praktis sepanjang babak ketiga. Abrines menjadikan skor 42-47 dimenit ke 27. Meskipun demikian, Real Madrid tidak putus asa dan terus berupaya mencari solusi. Mengatur pertahanannya dan memperbaiki serangan dengan Campazzo dan Abalde yang bermain luar biasa. Pemain forward itu mengambil alih tanggung jawab penyerangan dalam pertandingan keduanya sebagai pemain blanco dan para pemain Laso mampu merangkai angka 6-0 untuk membalikkan kedudukan diakhir babak ketiga (50-49).
Madrid memperlihatkan DNA juaranya
Babak terakhir tidak dimulai dengan baik bagi los blancos, yang harus kemasukan angka 0-6 dalam dua menit (50-56, menit ke 32). Diluar hasil dipapan skor, yang paling mengkhawatirkan adalah ritme permainan yang lebih lambat dan lebih cocok bagi tim azulgranas. Disaat itu tampillah Campazzo, yang nantinya terpilih sebagai MVP, untuk menyuntikkan energi dan mengambil keputusan yang dibutuhkan oleh Real Madrid. Los blancos kembali aktif dan mampu meraih 13-2 dengan 7 angka berturut-turut dari pemain point guard asal Argentina tersebut. Dari skor 50-56 berubah menjadi 63-58 saat masih tersisa tiga menit pertandingan. Tensi semakin tinggi dan Jasikevicius dan Laso saling memberikan teknik kepada para pemainnya. Barça menyamakan skor menjadi 67 saat memasuki menit terakhir.
Campazzo menentukan laga 'el Clásico'
Tapi Campazzo sudah memasuki mode 'pemain bintang' dan timnya memberikan dukungan dalam bertahan. Satu tembakannya yang sangat bagus menjadikan skor 69-67 saat tersisa 26 detik. Rudy memaksa Hanga kehilangan bola dalam aksi berikutnya dan diantara Campazzo dan pemain forward asal Baleares itu, dengan dua tembakan bebas, menutup kemenangan yang hebat dengan skor 72-67. Para pemain Laso mengawali musim ini dengan cara yang sangat bagus yaitu memenangkan gelar pertama dimusim kompetisi ini.